Minggu, 29 April 2012

FF Inspirasi-Ku-MOBIL TUA DAN KAKEK BUTA


           Betapa kejamnya bos itu yang memerintahkanku untuk lembur bekerja sampai larut malam. Membiarkan sapaan angin dingin menusuk ke dalam ragaku. Di tengah gelapnya malam akan gerhana yang sedang terjadi.
            12.30 pagi.
            Pengelihatanku terasa mulai mengabur. Samar-samar kulihat kabut putih menyelimutiku. Ah, mungkin karena aku terlalu lelah! Pikirku yang kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan menunggu angkutan umum sebagaimana biasanya aku pulang.
            Bila mataku ini tidak salah lihat, sebuah angkutan umum dengan tulisan “Mobil Gerhana” di depannya, berhenti di hadapanku. Menghentakkan kegelapan yang sedang kualami dan membangunkanku dari dunia mimpi.
            Tanpa berpikir panjang, kumasuki mobil tua itu dengan alasan tidak mau berdiam diri meratapi gerhana. Kulihat sesosok lelaki paruh baya yang sedang duduk di sampingku. Dengan kacamata hitam gelapnya dan kulit gelam yang membuatku sedikit takut.
            “Siapa namamu, Nak?” tanya kakek itu.
            “Andi. Kenapa tanya-tanya? Apa urusanmu?” dengan sinisnya aku malah berbalik tanya pada orang tua itu.
            Sedikitpun dia tidak merasa jengkel akan sikapku. Entah karena dia memang penyabar, atau karena matanya tidak bisa melihat apapun. Dengan santainya dia memberi nasihat, “Hati-hatilah jika kamu menaiki mobil tua bertulisan “Mobil Gerhana”. Di sana terdapat kakek tua buta yang ingin mengambil matamu agar dia memiliki pengelihatan kembali,” jelasnya yang kutanggapi biasa-biasa saja.
            “Ya, terima kasih atas perhatianmu. Aku hanya ingin cepat pulang dengan ketenangan dalam perjalanannya. Bisa berhenti berbicara?” tanyaku dengan cara pengeluaran suara yang terdengar seperti batuan intrusif yang terlempar dari kawah gunung berapi.
            Tiba-tiba baru kumenyadari apa yang telah kakek itu katakan. Mobil tua bertulisan “Mobil Gerhana” dengan kakek buta yang berada di dalamnya. Itu tempat yang kududuki sekarang!
            Perlahan kutolehkan sedikit kepalaku padanya. Wajah kakek itu berubah menjadi tanpa kulit. Merah dengan semua urat dan aliran darah yang mengucur membasahi kursi yang ada di dekatnya.
            Kukunya menajam dan rambut putihnya mulai menggeliat terlepas dari tancapan di atas kepalanya. Seperti menjadi cacing putih saja uban itu. Membuat ketakutanku semakin menjadi-jadi.
            Tolong…! Tolong…!
Dalam hati aku berteriak sekencang mungkin. Tapi Entah kenapa suaraku tidak bisa terlontarkan. Kaki ini membeku seperti patung yang tidak bisa lagi digerakkan. Getaran ketakutan sangat kurasakan dengan hebat.
            Tidak kupedulikan celanaku yang sudah basah itu. Perlahan tangan seramnya itu menghampiri wajahku. Mungkin dia akan mengambil mataku seperti yang diceritakannya. Di bawah gerhana kulantunkan doa kepasrahan pada-Nya.
            Kendaraan ini melaju semakin cepat. Kemudian terasa olehku tajamnya kuku dari kakek itu yang mulai mencungkil mataku. Terasa darah mulai keluar dan mengalir hingga kutelan sendiri cairan merah itu. Tidak ada yang bisa kulakukan lagi. Hanya terdiam ketakutan sembari membiarkan raga ini terbawa oleh mobil tua penuh misteri yang kemudian menghilang tertelan kegelapan.
SELESAI
Penulis : Muhammad Dede Firman
Jumlah : 427 kata (termasuk judul)

FF ini sedang diikutsertakan Lomba FF MINGGUAN PUSTAKA INSPIRASI-KU.
Link lomba: